Selasa, 24 November 2009

Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Dalam bab ini perlu kiranya dibicarakan soal belajar, karena belajar adalah aktivitas manusia yang sangat vital dan sangat penting bagi kita sebagai pendidik anak-anak. Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seorang manusia. Kita dapat mngerti mengapa anak (manusia) membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi manusia dewasa. Karena disamping kepandaian-kepandaian yang bersifat jasmaniah (skill,motor ability) manusia juga masih membutuhkan kepandaian-kepandaian yang bersifat rohaniah. Manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya dengan hewan. Karena manusia adalah makhluk sosial dan budaya. Maka dari itu untuk kesempatan kali ini saya akan menguraikan beberapa pemahaman tentang cara-cara belajar yang baik. Karena manusia selalu dan senantiasa belajar bilamanpun dan dimanapun dia berada.

1.2 Tujuan pembahasan
 Agar mengetahui cara-cara dari tahap-tahap belajar yang baik.
 Agar bisa mengetahui bagaiman metode dan persiapan didalam belajar.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian belajar
Ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relativ mantap
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis
Good dan Brophy dalam bukunya educational psychology: Argalistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu learning is the development of new associations as a result of experience.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar.

2.2 Cara-cara belajar yang baik
Menentukan bagaimana cara-cara belajar yang baik bukanlah soal yang mudah. Disamping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri, banyak pula faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana cara-cara belajar yang baik?”, banyak eksperimen yang telah dilakukan oleh para ahli psikologi. Dari sekian banyak penelitian dan percobaan yang dilakukan, sekian banyak pula jawaban yang dikemukakan. Namun diantara jawaban-jawaban yang heterogen itu terdapat pula beberapa yang bersifat umum yang dapat kita pergunakan sebagai ppegangan. Maka dari itu ada 10 macam metode di dalam belajar yang dikemukakan oleh Dr. Rudolf Pintner dan ada juga beberapa saran yang diperlukan untuk persiapan belajar seperti yang dikemukakan oleh crow and crow.

2.2.1 Sepuluh macam metode di dalam belajar yang dikemukakan oleh Dr. Rudolf Pintner
a. Metode keseluruhan kepada bagian (Whole to part method)
Didalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian-bagiannya.
b. Metode keseluruhan lawan bagian (Whole versus part method)
Metode ini digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas.
c. Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (Mediating method)
Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat luas, atau yang sukar-sukar.
d. Metode resitasi (Recitation method)
Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun nonverbal. Didalam mata kuliah metodologi pengajaran metode resitasi ini disebut “metode pemberian tugas”
e. Jangka waktu belajar (Length of practice periods)
Besarnya minat yang ada pada seseorang terhadap suatu pelajaran dapat memperpanjang jangka waktu belajarnya sehingga mungkin lebih dari 30 menit. Bahkan pada orang dewasa dapat lebih lama lagi.
f. Pembagian waktu belajar (Distribution of practice periods)
Untuk belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar, 30 menit 2 X sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada belajar selama 6 jam (360 menit) tanpa berhenti.
g. Membatasi kelupaan (Counteract forgetting)
Review atau ulangan ini adalah untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang pernah dipelajari. Adanya review ini sangatlah penting.
h. Menghafal (Cramming)
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas. Namun, metode ini sebenarnya kurang baik karena hasilnya lekas dilupakan lagi segara setelah ujian selesai.
i. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Ungkapan quick learning means for getting. Di dalamnya terdapat korelasi negative antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu.
j. Retroactive inhibition
Proses seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Inhibition berarti larangan atau penolakan. Jadi pada waktu terjadi proses reproduksi di dalam jiwa kita. Untuk menghindari jangan sampai terjadi retroactive inhibition itu, disarankan agar dalam belajar jangan mencampur aduk, untuk itu diperlukan adanya jadwal atau time schedule dalam belajar yang harus ditaai secara teratur.

2.2.2 Persiapan belajar yang baik
Crow and crow secara lebih praktis mengemukakan saran-saran yang diperlukan untuk persiapan belajar yang baik seperti yang diuraikan berikut:
a. Adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas
Dengan tugas yang jelas perhatian siswa dapat diarahkan kepada hal-hal khusus mana saja yang perlu dipelajari dengan baik dan bagaimana cara mempelajarinya.
b. Belajarlah membaca dengan baik
Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memperoleh pengetahuan dan mengerti benar apa yang dibacanya. Bahkan lebih baik lagi jika pembaca dapat mengerti apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisannya itu.
c. Buatlah outline dan catatan-catatan pada waktu belajar
Catatan-catatan yang disusun dalam bentuk outline sudah dapat menggambarkan garis besar keseluruhan dari apa yang telah dipelajari. Maka mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku yang akan memakan waktu lebih lama.
d. Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan
Cara belajar yang baik jika sambil belajar siswa membuat pertanyaan –pertanyaan sendiri, dan kemudian menjawabnya berdasarkan apa yang telah dipelajarinya. Memformulasikan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan lebih dapat diingat lama daripada pengetahuan yang hanya diperoleh melalui membaca atau menghafal.
e. Hubungan bahan-bahan baru dengan bahan-bahan yang lama
Sebelum siswa mulai mempelajari tugas-tugas untuk hari berikutnya, dia harus mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang lampau yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. Dalam hubungan inilah bahan-bahan yang lama seringkali diperlukan untuk mempelajari bahan-bahan yang baru.
f. Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar
Buku pelajaran yang berjudul sama belum tentu isinya sama. Setiap pengarang memiliki kelebihan dan kekurangan. Di dalam belajar, siswa hendaknya dibiasakan untuk menjelajahi berbagai sumber atau buku untuk lebih memperluas dan memperdalam pengetahuan mereka.
g. Pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, gambar, dsb.
Dengan mempelajari gambar, tabel, grafik, atau peta yang terdapat di dalam buku, siswa dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas dan seringkali lebih luas dari pada membaca uraian-uraian yang panjang lebar.
h. Buatlah rangkuman dan review
Semakin pandai siswa membuat rangkuman, semakin mudah baginya untuk mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya. Rangkuman dan review memberikan kesempatan kepadanya untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasainya.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah membaca beberapa uraian yang telah dijelaskan, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa belajar bukan hal yang mudah, belajar juga memerlukan beberapa tahapan-tahapan. Untuk bisa belajar yang baik maka kita harus mengetahui metode-metode belajar yang dikemukakan oleh Dr. Rudolf Pintner serta persiapan belajar yang dikemukakan oleh crow and crow. Mungkin dengan cara yang demikian kita akan mulai dapat belajar dengan baik.

3.2 Saran dan kritik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi harapan penulis dengan bantuan para pembaca akan dapat menuju ke arah yang lebih baik, karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, ataupun nasihat yang berguna bagi perbaikan selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Crow, Lester D., Ph. D. and Alice Crow, Ph. D., Educational Psychology, American Book Company, New York, 1958.
Pintner, Rudolf, et al., Educational Psychology, Barnes F, Noble Books, London, 1970.

ads

Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 17.06 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar