Minggu, 27 Januari 2019

Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia


Makalah
Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

A.   PENDAHULUAN
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Pengorganisasian informasi merupakan bidang kajian dari psikologi kognitif yang mengkaji tentang sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh informasi mengenai dunia, bagaimana informasi tersebut direpresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan untuk mengarahkan perhatian dan perilaku kita (Solso, 1991).
Psikologi kognitif ini penting kita pelajari karena memiliki ruang lingkup pembahasan tentang memori, persepsi, pengambilan keputusan, bahasa, problem solving, inteligensi, emosi dan kognisi, penalaran, konsep, pengetahuan (prosedrual). Yang mana aspek-aspek tersebut sangat berkaitan erat dengan aplikasi teori-teori belajar dan berperan penting dalam keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang individu. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mengkaji bagaimana proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.

B.   PEMBAHASAN
1.    Pengorganisasian Informasi
            Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera manusia. Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran.
Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap bermakna maka akan diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan stimulus yang tidak mendapat perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi perhatian terhadap suatu objek tertentu menjadi syarat awal kesediaan seseorang menyimpan sebuah informasi.
Perhatian dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni perhatian yang tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat mengganggu kesadaran seseorang dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari stimulus itu, seperti; suara yang keras/bising, cahaya yang benderang, dan sebaginya. Yang kedua adalah nonvoluntary yakni perhatian yang tidak disnegaja atau disebut juga perhatian yang secara spontan terjadi bila seorang tertarik terhadap suatu stimulus tertentu yang dirasa menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini seseorang ingin menolak/melawan stimulus tertentu namun perhatiannya tertarik terhadap stimulus tersebut karena stimulus tersebut memiliki suatu keuntungan untuk dirinya. Dan yang terakhir adalah voluntary yakni perhatian yang disengaja karena seseorang dengan penuh kesadaran mengarahkan perhatian pada objek tertentu. Contohnya wanita yang ingin membeli produk kometik, maka dia akan dengan sengaja memperhatikan keunggulan dan kekurangan suatu produk kosmetik agar mereka tidak salah memilih dalam mengambil keputusan untuk membeli produk kosmetik tersebut.

2.    Sistem Memori Manusia
Memori adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan atau memelihara informasi sepanjang waktu, dan memproduksi kembali informasi/pengetahuan yang disimpan pada saat tertentu. Contohnya suatu saat bila mahasiswa mengikuti ujian semester maka mereka akan diberi soal oleh sang dosen, setiap pertanyaan akan dijawab oleh mahasiswa sesuai dengan materi yang telah diterima selama masa kuliah. Kemampuan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dosen secara benar tersebut merupakan peristiwa untuk menimbulkan kembali pengalaman yang telah dialami. Apa yang telah dialami manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya dan apabila suatu waktu dibutuhkan dapat dimunculkan kembali.
Dengan demikian ingatan adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa lampau, berhubungan dengan yang pernah diamati dan dialami. Ingatan juga meliputi kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman (retention/storage), dan menimbulkan/pemanggilan (remembering/retrieval) kembali srimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka definisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan  yang telah lampau. 


Jadi proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga informasi tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:
1)    Menerima informasi (encoding):
Sebagaimana penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja. Proses encoding ini butuh beberapa waktu dan bisa berbeda-beda kecepatannya untuk masing-masing individu. Contohnya orang dengan tingkat kecerdasan tinggi akan lebih cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan orang yang tingkat kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
2)    Menyimpan informasi (storage)
Storage adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses dalam proses enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatan dan dapat ditimbulkan kembali saat dibutuhkan. Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi tiga jenis memori yakni apakah informasi yang masuk hanya masuk dalam pencatatan indera sebagai ingatan sekilas (sensory memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka pendek (short term memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori jangka panjang (long term memory). Informasi yang disimpan ini ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan, dan apabila jejak memori tersebut hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau terjadi kelupaan.
3)    Memanggil kembali (retrieval)
Adalah proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari informasi di dalam otak, menemukan kembali informasi yang tersimpan di dalam memori untuk selanjutnya digunakan kembali pada waktu diperlukan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:
o   Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunjuk yang ada pada individu. Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak berada di depannya.
o   Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat atau berjalan beberapa saat.
o   Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah dibacanya.

Manusia memiliki kemampuan untuk mengingat dan menimbulkan kembali segala yang tersimpan yang pernah dialami. Namun tidak semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya karena ingatan merupakan kemampuan yang bersifat terbatas, hal inilah yang biasanya disebut dengan lupa atau kegagalan seseorang didalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan di gudang ingatan (Solso;1968). Adapun beberapa penyebab orang mengalami kegagalan dalam mengingat kembali informasi yang ada diantaranya:
(1)  Decay Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).
(2)  Interference Theory: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena interferensi atau terhalang oleh informasi yang lain:
o   Retroactive Inhibition: Apabila informasi baru menghalangi seseorang untuk mengingat informasi lama.
o   Proactive Inhibition: Apabila informasi yang lama menghalangi seseorang untuk mengingat informasi yang baru.
(3)  Cue-Dependent Forgetting Theory: lupa terjadi disebabkan oleh terlalu jauh letak / lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.

3.    Aplikasi Pengolahan Informasi dalam Pembelajaran
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengolahan informasi merupakan kemampuan psikis atau mental berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, berpikir, mempertimbangkan, dan menilai. Sedangkan di dalam belajar sendiri melibatkan tiga proses yang berlangsug hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Dahar, 1989).
Belajar menurut Ausubel (1961) ada empat macam tipe belajar yakni:
(1)  belajar dengan menerima saja (reception learning): si pelajar hanya menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya sehingga di masa yang akan datang ia bisa memproduksi kembali.
(2)  Belajar dengan menemukan seseuatu (discovery learning): si pelajar menemukan sendiri materi yang harus dipelajari. Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan mengintegrasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery learning meningkatkan kemampuan penemuan dari individu yang bersangkutan.
(3)  Belajar dengan menghafal (rote learning): si pelajar mengingat-ingat bahan yang dipelajari secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.
(4)  Belajar dengan mengartikan (meaningful learning): si pelajar berada dalam situasi yang mengandung setidak-tidaknya dua sifat, yakni (a) bahan yang akan dipelajari secara potensial mempunyai arti; (b) si pelajar sudah mempunyai kecenderungan berpikir untuk menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru yang struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar dengan menerima saja biasanya juga disebut belajar dengan menghafal. Sebaliknya, belajar dengan menemukan adalah belajar dengan mengartikan. Kalau ada belajar dengan menemukan yang tergolong menghafal, maka itu adalah belajar dengan coba-salah (trial and error learning). Sebaliknya, jika belajar dengan menemukan itu tergolong mengartikan, maka itu adalah belajar yang menggunakan wawasan (insightful problem solving).
Maka aplikasi pengelolahan informasi dalam sebuah proses pembelajaran dapat ditekankan pada:
1)    guru membimbing para peserta didik dalam penerimaan stimulus dengan cara bagaimana membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik agar menjadi perhatian peserta didik
2)    guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan, misalnya menggunakan gambar visual, grafik, kode-kode atau singkatan-singkatan yang dapat mempermudah peserta didik dalam menyimpan materi pelajaran di dalam ingatan mereka.
3)    Meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

B.   KESIMPULAN
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera manusia (encoding). Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran untuk diingat (retention/storage). Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima tersebut untuk ditimbulkan kembali (remembering/retrieval).
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar menerima sebuah informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap informasi tersebut dan mengorganisasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya sehingga mereka mengingat bahan yang dipelajari, dan selanjutnya menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
Dan aplikasi pengolahan informasi ke dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara guru membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik untuk menarik perhatian peserta didik, guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan, dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

ads

Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 05.34 Kategori:

24 komentar:

  1. Unknown 6 Mei 2019 at 2215
    ijin copy sangat membantu untuk tugas saya

    BalasHapus
  2. Ijin copas... sangat membantu...
    Terima kasih,

    BalasHapus
  3. maaf ijin copas untuk membuat tugas yang berkaitan dengan artikel anda

    BalasHapus
  4. ijin untuk rujukan membuat tugas .terima kasih

    BalasHapus
  5. maaf pak, saya ijin copy ya pak, terimakasih

    BalasHapus
  6. ijin copy sangat membantu sekali,trimakasih sebelumnya.

    BalasHapus
  7. Ijin copas ya ... untuk referensi tugas saya.makasih

    BalasHapus
  8. Izin copy ya mas. Terimakasih sebelum dan sesudahnya

    BalasHapus
  9. ijin copas jga mas, sangat membantu sekali trimksih

    BalasHapus
  10. izin bang terimakasih..untuk referensi baca

    BalasHapus
  11. rrefersni tugas trima izin

    BalasHapus
  12. ijin copi pak untuk tugas saya

    BalasHapus
  13. Izin copas u pembuatan tugas

    BalasHapus