Makalah
Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan
Dalam Ingatan Manusia
A.
PENDAHULUAN
Pengorganisasian
informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi,
mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil
kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan.
Pengorganisasian informasi merupakan bidang kajian dari psikologi kognitif yang
mengkaji tentang sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh
informasi mengenai dunia, bagaimana informasi tersebut direpresentasikan dan
ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana informasi itu disimpan dan
bagaimana pengetahuan tersebut digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
perilaku kita (Solso, 1991).
Psikologi
kognitif ini penting kita pelajari karena
memiliki ruang lingkup pembahasan tentang memori, persepsi,
pengambilan keputusan, bahasa, problem solving, inteligensi, emosi dan kognisi,
penalaran, konsep, pengetahuan (prosedrual). Yang mana aspek-aspek tersebut
sangat berkaitan erat dengan aplikasi teori-teori belajar dan berperan penting
dalam keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
individu. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mengkaji bagaimana
proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengorganisasian
Informasi
Proses terjadinya pengorganisasian
informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda,
suara, maupun gambar visual melalui panca indera manusia. Stimulus tersebut
selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf
(otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran.
Informasi
yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga
individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang
diterima tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap bermakna
maka akan diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan stimulus yang
tidak mendapat perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi perhatian
terhadap suatu objek tertentu menjadi syarat awal kesediaan seseorang menyimpan
sebuah informasi.
Perhatian
dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni perhatian yang tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat mengganggu
kesadaran seseorang dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan hal tersebut.
Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari stimulus
itu, seperti; suara yang keras/bising, cahaya yang benderang, dan sebaginya.
Yang kedua adalah nonvoluntary yakni
perhatian yang tidak disnegaja atau disebut juga perhatian yang secara spontan
terjadi bila seorang tertarik terhadap suatu stimulus tertentu yang dirasa menarik
untuk dirinya. Dalam situasi ini seseorang ingin menolak/melawan stimulus tertentu
namun perhatiannya tertarik terhadap stimulus tersebut karena stimulus tersebut
memiliki suatu keuntungan untuk dirinya. Dan yang terakhir adalah voluntary yakni perhatian yang disengaja
karena seseorang dengan penuh kesadaran mengarahkan perhatian pada objek
tertentu. Contohnya wanita yang ingin membeli produk kometik, maka dia akan dengan
sengaja memperhatikan keunggulan dan kekurangan suatu produk kosmetik agar mereka
tidak salah memilih dalam mengambil keputusan untuk membeli produk kosmetik tersebut.
2.
Sistem
Memori Manusia
Memori
adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan atau memelihara informasi
sepanjang waktu, dan memproduksi kembali informasi/pengetahuan yang disimpan
pada saat tertentu. Contohnya suatu saat bila mahasiswa mengikuti ujian
semester maka mereka akan diberi soal oleh sang dosen, setiap pertanyaan akan
dijawab oleh mahasiswa sesuai dengan materi yang telah diterima selama masa
kuliah. Kemampuan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dosen secara benar
tersebut merupakan peristiwa untuk menimbulkan kembali pengalaman yang telah
dialami. Apa yang telah dialami manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi
disimpan dalam jiwanya dan apabila suatu waktu dibutuhkan dapat dimunculkan
kembali.
Dengan
demikian ingatan adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa lampau,
berhubungan dengan yang pernah diamati dan dialami. Ingatan juga meliputi
kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman
(retention/storage), dan
menimbulkan/pemanggilan (remembering/retrieval)
kembali srimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka definisi
dari ingatan (memory) adalah kekuatan
jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan yang telah lampau.
Jadi
proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga
informasi tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:
1)
Menerima
informasi (encoding):
Sebagaimana
penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi secara sengaja maupun
tidak disengaja. Proses encoding ini butuh beberapa waktu dan bisa berbeda-beda
kecepatannya untuk masing-masing individu. Contohnya orang dengan tingkat
kecerdasan tinggi akan lebih cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan
orang yang tingkat kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih
lama.
2)
Menyimpan
informasi (storage)
Storage
adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses dalam proses
enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam
diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatan dan dapat
ditimbulkan kembali saat dibutuhkan. Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi
tiga jenis memori yakni apakah informasi yang masuk hanya masuk dalam
pencatatan indera sebagai ingatan sekilas (sensory
memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka pendek (short term memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori jangka
panjang (long term memory). Informasi
yang disimpan ini ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan, dan
apabila jejak memori tersebut hilang maka memori akan cukup sulit untuk
dikembalikan atau terjadi kelupaan.
3)
Memanggil
kembali (retrieval)
Adalah
proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan
sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari informasi di dalam otak, menemukan
kembali informasi yang tersimpan di dalam memori untuk selanjutnya digunakan
kembali pada waktu diperlukan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan
yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:
o
Recall: yaitu proses
mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunjuk yang ada pada individu.
Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak berada di depannya.
o
Recognize:
yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk seperti
jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat
atau berjalan beberapa saat.
o
Redintegrative:
yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang. Proses ini
yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu kejadian dengan
runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah dibacanya.
Manusia
memiliki kemampuan untuk mengingat dan menimbulkan kembali segala yang
tersimpan yang pernah dialami. Namun tidak semua yang pernah dialami itu akan
tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya karena ingatan merupakan kemampuan
yang bersifat terbatas, hal inilah yang biasanya disebut dengan lupa atau kegagalan
seseorang didalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan
di gudang ingatan (Solso;1968). Adapun beberapa penyebab orang mengalami
kegagalan dalam mengingat kembali informasi yang ada diantaranya:
(1) Decay
Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang
pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga
mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).
(2) Interference
Theory: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena interferensi atau terhalang
oleh informasi yang lain:
o
Retroactive Inhibition: Apabila informasi
baru menghalangi seseorang untuk mengingat informasi lama.
o
Proactive Inhibition: Apabila informasi yang
lama menghalangi seseorang untuk mengingat informasi yang baru.
(3) Cue-Dependent
Forgetting Theory: lupa terjadi disebabkan oleh terlalu jauh letak / lemah
isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.
3.
Aplikasi
Pengolahan Informasi dalam Pembelajaran
Pengolahan
informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengolahan informasi merupakan
kemampuan psikis atau mental berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan,
berpikir, mempertimbangkan, dan menilai. Sedangkan di dalam belajar sendiri
melibatkan tiga proses yang berlangsug hampir bersamaan, yaitu memperoleh
informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
(Dahar, 1989).
Belajar
menurut Ausubel (1961) ada empat macam tipe belajar yakni:
(1) belajar
dengan menerima saja (reception learning):
si pelajar hanya menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya sehingga di masa
yang akan datang ia bisa memproduksi kembali.
(2) Belajar
dengan menemukan seseuatu (discovery
learning): si pelajar menemukan sendiri materi yang harus dipelajari. Ia
tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan mengintegrasikan materi-materi
yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery learning meningkatkan
kemampuan penemuan dari individu yang bersangkutan.
(3) Belajar
dengan menghafal (rote learning): si
pelajar mengingat-ingat bahan yang dipelajari secara verbatim, yaitu sebagai
rangkaian kata-kata.
(4) Belajar
dengan mengartikan (meaningful learning):
si pelajar berada dalam situasi yang mengandung setidak-tidaknya dua sifat,
yakni (a) bahan yang akan dipelajari secara potensial mempunyai arti; (b) si
pelajar sudah mempunyai kecenderungan berpikir untuk menghubungkan
informasi-informasi atau konsep-konsep baru yang struktur kognitif yang sudah
ada dan relevan.
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa belajar dengan menerima saja biasanya juga
disebut belajar dengan menghafal. Sebaliknya, belajar dengan menemukan adalah
belajar dengan mengartikan. Kalau ada belajar dengan menemukan yang tergolong
menghafal, maka itu adalah belajar dengan coba-salah (trial and error learning). Sebaliknya, jika belajar dengan
menemukan itu tergolong mengartikan, maka itu adalah belajar yang menggunakan
wawasan (insightful problem solving).
Maka
aplikasi pengelolahan informasi dalam sebuah proses pembelajaran dapat
ditekankan pada:
1)
guru membimbing para peserta didik dalam
penerimaan stimulus dengan cara bagaimana membuat topik pembelajaran yang
menarik bagi peserta didik agar menjadi perhatian peserta didik
2)
guru menyusun metode pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan,
misalnya menggunakan gambar visual, grafik, kode-kode atau singkatan-singkatan
yang dapat mempermudah peserta didik dalam menyimpan materi pelajaran di dalam
ingatan mereka.
3)
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
karena mengingat akan lebih efektif apabila peserta didik memiliki minat yang
besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
B.
KESIMPULAN
Pengorganisasian
informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi,
mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil
kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Proses
terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus
informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera
manusia (encoding). Stimulus tersebut
selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf
(otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran untuk diingat (retention/storage). Informasi yang masuk
ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga individu tersebut
mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima tersebut
untuk ditimbulkan kembali (remembering/retrieval).
Pengolahan
informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar menerima sebuah
informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap informasi tersebut dan
mengorganisasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur
kognitifnya sehingga mereka mengingat bahan yang dipelajari, dan selanjutnya menghubungkan
informasi-informasi atau konsep-konsep baru ke dalam struktur kognitif yang
sudah ada dan relevan.
Dan
aplikasi pengolahan informasi ke dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
guru membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik untuk menarik
perhatian peserta didik, guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta
didik lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan, dan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif apabila
peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang
kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.
Unknown 6 Mei 2019 at 2215
BalasHapusijin copy sangat membantu untuk tugas saya
OK
HapusYa pak
HapusIjin copas... sangat membantu...
BalasHapusTerima kasih,
maaf ijin copas untuk membuat tugas yang berkaitan dengan artikel anda
BalasHapusIjin Kopi gan untuk tugas saya
BalasHapusIzin copy
BalasHapusijin untuk rujukan membuat tugas .terima kasih
BalasHapusmaaf pak, saya ijin copy ya pak, terimakasih
BalasHapusijin copy ya...trimas
BalasHapusijin copy sangat membantu sekali,trimakasih sebelumnya.
BalasHapusIjin copas ya ... untuk referensi tugas saya.makasih
BalasHapusizincopas pa ,terimaksih
BalasHapusIzin copy ya mas. Terimakasih sebelum dan sesudahnya
BalasHapusijin copas jga mas, sangat membantu sekali trimksih
BalasHapusizin bang terimakasih..untuk referensi baca
BalasHapusrrefersni tugas trima izin
BalasHapusijin copi pak untuk tugas saya
BalasHapusIzin copas u pembuatan tugas
BalasHapusijin copy.makasih banyak
BalasHapusijin copy.makasih
BalasHapusIJIN UNTUK COPAS
BalasHapusizin copy yah pak
BalasHapusijin copy ya mas
BalasHapus