Inteligensi selalu berperan dalam kehidupan
Istilah inteligensi
Vernon : 1973
1. Bawaan: kapasitas bawaan yang diterima dari orang tuanya melalui gen yang nantinya mempengaruhi perkembangan mental individu.
2. Pandai: dilihat dari apa yang nampak (penalaran, pemahaman, dan efisien dalam aktivitas mental)
3. Umur mental: kemampuan yang diukur melalui tes inteligensi.
Donald Olding Hebb
“Tipe A dan tipe B : Genotip inteligen & fenotip inteligensi”
Tipe A (genotip inteligensi): merupakan bawaan termasuk berhubungan dengan fisik. Misal: otak dan susunan saraf.
Tipe B (fenotip inteligensi) : unsur yang nampak → perilaku
Raymond B. Catell
Fluid intelligence: inteligensi mengalir
Crystallized intelligence: inteligensi mengkristal
Kemampuan umum / factor “g” sebenarnya terdiri dari komponen:
• General fluid: adalah pengaruh-pengaruh biologis terhadap perkembangan intelektual
• General crystallized: adalah interaksi kemampuan bawaan dengan kebudayaan, pendidikan, dan pengalaman.
Menurut Ctell Gf dan Gc dapat diukur dengan tes inteligensi khusus sedang konsep Hebb tipe A hamper dipastikan tidak dapat diukur, sedang tipe B dapat diukur.
Konsep bakat muncul karena:
Ketidakpuasan terhadap tes inteligensi (karena IQ = skor tunggal) hanya memiliki variasi internal
Tes inteligensi tidak membarikan rekomendasi tentang analisis kemampuan secara diferensial. Oleh karena itu para ahli melakukan analisis diferensial
Dalam bidang klinis, para psikolog melakukan interkomparasi (membandingkan) berbagai sub tes inteligensi. Hal ini sangat berguna untuk memberikan rekomendasi lebih lengkap tentang kondisi klien → mensejahterahkan klien.
Definisi Bakat
Bingham (Bennet, 52): “Bakat adalah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh kemampuan, keterampilan atau serangkaian respon melalui latihan”
Ki Hajar Dewantara: “Dasar-ajar” (hereditas & latihan)
Para ahli menggunakan analisis factor terbukti bahwa tes inteligensi mengukur kemampuan jamak / multiple factor.
Pelopor analisis factor / general ability:
Spearman: (Teori 2 faktor) menerangkan bahwa setiap aktivitas mental ditunjukkan oleh factor spesifik (s) yang berbeda. Semua factor yang spesifik akan bersama-sama membentuk single common factor / “g” factor. Dengan demikian setiap perilaku manusia akan memiliki factor “s” yang berbeda dan “g” yang sama.
Thurstone: (Primary Mental Ability)
Ada beberapa factor primer dalam inteligensi, yaitu:
V. Verbal Comprehension: (kemampuan verbal) atau faktor verbal adalah merupakan kemampuan menggunakan bahasa
W. Word Fluency: (kefasihan kata-kata), yaitu faktor kelancaran menggunakan kata, dan factor ini secara umum dianggap suatu indicator mudah tidaknya seseorang mengubah rasionya dan mengalihkan rasionya sesuai kebutuhan.
N. Number Facility: atau faktor bilangan, yaitu kemampuan untuk bekerja dengan bilangan (kecakapan hitung menghitung)
S. Spatial Relation: (relasi ruang), adalah merupakan kemampuan untuk mengadakan orientasi dalam ruang (baik dua atau tiga dimensi)
M. Memory: atau factor ingatan, yaitu merupakan kemampuan untuk mengingat
P. Perceptual Speed: atau kecepatan persepsi yaitu factor persepsi merupakan suatu kemampuan untuk mengamati dengan cermat dan tepat.
I. Induction: factor Induksi, yaitu kemampuan untuk berpikir yang logis.
R. Reasoning: kemampuan meengambil simpulan dari beberapa contoh, aturan, atau prinsip, yang dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalah baik secara deduktif maupun induktif
Guilford: (Teori Struktur Intelek)
Dalam teorinya Guilford mengklasifikasikan inteligensi menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi operasi, isi, dan produk. Masing-masing dimensi terdiri dari kecakapan intelek. Dimensi yang dimaksud diantaranya:
1. Operasi (proses atau tindakan) yang dilakukan, yaitu:
a. Kognitif
b. Memori
c. Berpikir divergen / searah
d. Berpikir konvergen / kreatif
e. evaluasi
2. Dimensi Isi (materi atau isi kegiatan intelektual)
a. Figural
b. Simbolik
c. Semantic (kata-kata)
d. Behavioral meliputi pula sikap dan kebutuhan
3. Dimensi Produk (semacam produk/hasil dari penerapan tindakan-tindakan tertentu pada suatu jenis materi tertentu), yaitu:
a. Unit (satuan)
b. Kelas
c. Hubungan
d. Sistem
e. Transformasi
f. Implikasi
Berdasarkan teori 3 dimensi setiap manusia memiliki 120 kemampuan.
Dimensi bakat menurut Guilford meliputi: persepsi (mengukur kepekaan masing-masing indera yang berhubungan dengan perhatian), psikomorik, dan intelektual
Funsi persepsi yang kompleks: bentuk, pola, hubungan berbagai bentuk, semuanya termasuk dimensi intelek.
Psikomotorik yang diukur: kekuatan, kecepatan, permulaan, ketepatan, koordinasi, dan fleksibilitas gerakan
Intelek meliputi: ingatan dan berpikir (kognitif, produk, evaluasi)
Factor evaluasi: kemampuan melakukan testing informasi dan membuat kesimpulan yang tepat, dapat diterima, baik dan cermat. Meliputi keputusan tentang identitas, relasi, konsistensi dan tujuan yang memuaskan.
Teori Vernon: (Teori Hirarki)
Teori hirarki yang tertinggi adalah “g” factor
Yang dibawahnya ada 2 faktor yaitu kelompok factor verbal-education (Ved) yang disebut pula kemampuan akademik, kemampuan spatial, practical, perceptual (K:M / Klerikal Mekanik)
Kemampuan akademik meliputi: verbal, numerical, reasoning
Sedangkan kemampuan praktis meliputi: spasial, mekanik, psikomotorik, fisik, dan persepsi.
Hirarki selanjutnya adalah factor spesifik.
Berdasarkan teori multifactor disusunlah bateray yang memberikan rekomendasi analisis diferensial.
Kamis, 18 Maret 2010
TES BAKAT
Lainnya dari Psikodiagnostik
Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 18.07 Kategori: Psikodiagnostik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wew...psikologi banget...
BalasHapusgue jadi komentator pertama
thank's brother. Sering2 mampir ke sini lagi ya.
BalasHapusboleh ditulis lengkap ndak psikometri dan faktor analisis tepri vernon, kalo berkenen dikirim ke goendazzle@gmail.com terimakasih mas lukman. suwun.
BalasHapusNgapunten mas Goen,udah lama nggak up date blog. Tentang teori Vernon lebih lengkapnya emang cari di buku. Hehehe...
BalasHapus