Di dalam teori perkembangan,
periodisasi perkembangan manusia dimulai sejak manusia berada di dalam
kandungan. Dalam ilmu psikologi fase perkembangan ini disebut dengan istilah fase
pranatal (berasal dari kata pra yang
artinya sebelum dan natal artinya lahir).
Periode ini dianggap penting dalam membentuk perkembangan psikologis seorang
anak di masa depannya. Hingga para ilmuwan modern banyak meneliti tentang
pengaruh musik bagi janin yang ada di dalam kandungan terhadap kecerdasan anak saat
dilahirkan. Hingga terkenal salah satu musik (Mozart) yang diyakini dapat
merangsang daya kreativitas dan motivasi dalam otak seorang janin.
Dan ternyata sebelum
ilmu psikologi memberikan istilah dan para ilmuwan modern melakukan
penelitiannya, Islam sudah terlebih dahulu membahasnya di dalam Al-Qur’an
tentang cara mendidik anak saat di dalam kandungan seperti yang dijelaskan di
dalam QS. Ali Imran: 35 yang berbunyi:
(Ingatlah),
ketika istri Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada
Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi
hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah
(nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Ayat ini dimulai dari
permohonan seorang perempuan yang bernama Hannah binti Faquz (istri dari Imran
ibnu Yasim ibnu Misya ibnu Hizqiya ibnu Ibrahim Guraya ibnu Nawisy ibnu Ajr
ibnu Bahwa ibnu Nazim ibnu Muqasit ibnu Isya ibnu Iyaz ibnu Rukhai’am ibnu
Sulaiman ibnu Daud a.s) kepada Tuhannya untuk manjadikan bayi yang di dalam kandungannya
agar menjadi anak yang saleh.
Dari ayat tersebut kita
mendapatkan pelajaran penting bahwa seorang ibu yang mengandung memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam melahirkan seorang khalifah yang akan
mengemban amanah di muka bumi ini. Hingga ada sebuah syair yang mengatakan
bahwa “Ibu adalah adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan), yang jika kamu
menyiapkannya berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah generasi masyarakat
yang baik budi pekertinya”. Dan jelaslah sebaliknya, jika seorang Ibu tidak
memiliki ilmu dalam mendidik anaknya, maka akan lahir lah generasi masyarakat
yang rusak karakternya.
Lalu apa yang harus
dilakukan oleh seorang ibu yang mengandung bayi dalam kandungannya? Kembali ke
penjelasan ayat di atas bahwa seorang ibu yang mengandung harus melakukan
hal-hal sebagai berikut:
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ayat ini dengan mesra seorang Ibu memanjatkan doa dengan kalimat “Ya Tuhanku” begitu istri Imran menyapa penciptanya. Jadi seorang ibu yang mengandung semestinya memiliki akidah yang kuat dengan hanya meng-Esa-kan Allah semata jika memiliki permasalahan dan harapan dalam hidup.
- Berdo’a kepada Allah agar anaknya dijadikan anak yang saleh sebagaimana istri Imran berdoa “sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh”. Karena sesungguhnya doa adalah bukti nyata dari cinta seorang ibu terhadap anaknya, dan doa seorang ibu mampu menembus langit ke tujuh untuk menentukan nasib anaknya.
Dari kisah istri Imran tersebut lahirlah seorang
anak perempuan yang diberi nama Maryam yang kelak menjadi seorang wanita suci
dan mengabdikan diri di Baitul Maqdis dan memiliki putra yang bernama Nabi Isa
a.s. Dari kisah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menjadi tugas penting
para orangtua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya, dan
pendidikan itu dimulai dari fase prenatal yang berkualitas. Dan InSyaa Allah
artikel ini akan berlanjut membahas cara mendidik anak di fase selanjutnya
yakni fase anak 0-7 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar