Jumat, 22 Mei 2009

INTELIGENSI ( KECERDASAN )

Perkataan Inteligensi berasal dari kata Latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind, together).
William Stern mendefinisikan bahwa inteligensi ialah daya mnyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Stern menitik beratkan kepada soal “adjustment” terhadap masalah yang dihadapinya. Orang yang inteligen akan lebih cepat dan lebih tepat dalam menghadapi masalah-masalah barubila dibandingkan dengan orang yang kurang inteligen. Orang dianggap inteligen bila responnya merupakan respon yang baik terhadap stimulus yang diterimanya.
Lewis Hedison Terman memberikan pendapatnya mengenai inteligensi sebagai “….theability to carry on abstract thingking”. Terman membedakan adanya “ability” yang berhubungan dengan hal-hal yang konkrit denga “ability” yang berhubungan dengan hal-hal yang abstark.
Menurut Spearman inteligensi itu mengandung 2 macam faktor, yaitu:
1. “General ability” (faktor G)
2. “Special ability” (faktor S)
Teori Spearman dikenal dengan teori dwi faktor (two factors theory).
Menurut Spearman “General ability” atau “General factor” terdapat pada semua individu tetapi berbeda satu dengan yang lain. Faktor G selalu didapati dalam semua “performance”. Sedangkan faktor S adalah merupakan faktor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang tertentu. Jadi kalau pada seseorang faktor S dalam bidang tertentu dominan, maka orang tersebit akan menonjol dalam bidang tersebut. Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor Gdan faktor S, atau dapat dirumuskan:
P = G + S

Tetapi oleh karena S itu bersifat khusus maka bila individu menghadapi persoalan yang berbeda-beda maka S nya juga akan berbeda-beda.
Burt mempunyai pandangan yang dekat dengan pandangan Spearman. Tetapi menurut Burt selain faktor G dan faktor S terdapat faktor lain yaitu “ common ability”. Common ability adalah merupakan “ability” sesuatu kelompok kemampuan tertentu. Jadi menurut Burt dalam inteligensi terdapat 3 faktor yaitu faktor G, faktor
S, faktor C. Dapat dirumuskan:
P = G + S + C

Seperi telah dikemukakan diatas bahwa masing-masing individu berbeda-beda segi inteligensinya. Karena berbeda segi inteligensinya maka individ satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Mengenai soal perbedaan inteligensi ini adanya perbedaan pandangan yang menekankan perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan perbedaan kuantitatif. Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaan inteligensi individu satu dengan yang lain itu memang secra kualitatif berbeda, jadi pada dasrnya memang berbeda. Sedangkan yang menitik beratkan pada pandangan kualititatif berpendapat bahwa perbedaan inteligensi satu dengan yang lain hanyalah bersifat kualitatif, jadi karena semata-mata hanya karena perbedaan materi tang diterima atau karena perbedaan dalam proses belajarnya. Perbedaan dalam proses belajarnya akan membawa perbedaan dalam segi inteligensinya.
Dengan test inteligensi dimaksudkan untuk mengungkapkan taraf inteligensi individu yang ditest. Orang yang dapat dipandang sebagai orang yang pertama menciptakan test inteligensi adalah Binet. Seperti telah dikemukakan dimuka setelah Binet menciptakan test, maka test kemudian berkembang dengan pesatnya. Test inteligensi dari Binet mula-mula disusun dalam tahun 1905, yang kemudian mendapat bermacam-macam baik dari Binet sendiri maupun dari para ahli lain.
Dalam tahun 1916 test Binet direvisi, dan diadaptasi yang terkenal dengan Revisi Terman dari Stanford University dan dikenal dengan “Stanford Revision” atau “Stanford Binet”. Revisi ini diadakan untuk menyesuaikan test dengan keadaan di Amerika, dan digunakan pengertian:
I . Q. = M . A / C . A
Untuk menghindari adanya angka pecahan maka rumus tersebut dikalikan 100 sehingga rumus berbentuk :
I . Q = M . A / C . A x 100

Ternyata test inteligensi mengalami perkembangan terus. Dalam tahun 1939 David Wecchsler menciptakan “individual intelligence test” yang terkenal dengan “Wechsler-Bellevue Intelligence Scale” dan dalam tahun 1949 menciptakan test “Wechsler Intelligebce Scale for Children” (WISC), yang diperumtukkan untuk anak-anak. Klasifikasi IQ-nya:
Very Superior 130+ IQ
Superior 120- 129 IQ
Bright Normal 110- 119 IQ
Ayerage 90- 109 IQ
Dull normal 80- 89 IQ
Borderline 70- 79 IQ
Mental defective 69 and bellow IQ (Harriman, 1958)

Menurut kekuatannya, kecerdasan ada 2 macam :
1. Kecerdasan kreatif : ialah kecerdasan yang berkekuatan untuk menciptakan sesuatu
2. Kecerdasan eksekutif : ialah kecerdasan yang berkekuatan untuk mengikuti pikiran orang lain.

Menurut gunanya, kecerdasan dapat dibagi 2 macam :
1. Kecerdasan teoritis : ialah kecerdasan untuk mmemecahkan persoalan yang bersifat teori.
2. Kecerdasan praktis : ialah kecerdasan untuk mengambil tindaka atau untuk berbuat.

Macam-macam test kecerdasan :
1. Inteligensi-test Binet- Simon:
Binet dan Simon kedua-duanya bangsa Perancis, menyelidiki inteligensi anak-anak berumur antara 3-15 tahun, untuk hubungan dengan pengetahuan sekolah. Isinya antara lain meniruka kalimat-kalimat, menyebutkan deretan angka-angka, membuat kalimat dengan 3 perkataan dan sebagainya. Dengan ini kita mendapatkan Perbandingan Kecerdasan disingkat PK atau inteligensi quotient disingkat IQ.
IQ tersebut kita dapatkan secara membagi umur kecerdasan (MA= Mental Age) ialah jumlah jawaban yang benar dibagi umur kalender (CA = Chornological Age) ialah umur anak yang diselidiki, kemudian dikalikan 100.

2. Test Tentara (Army Mental Test) di Amerika
Pada tahun 1917 Amerika Serikat ikut alam perang Dunia I melawan Jerman. Karena itu Amerika terpaksa membentuk tentara secra besar-besaran dalam waktu singkat. Dalam test tersebut dipergunakan Psikoteknik, ialah ilmu jiwa yang mempelajari kesanggupan seseorang untuk memegang suatu jabatan sesuai dengan kecerdasan masing-masing. Karena test itu meliputi senegara, test ini kemudian disebut: National Intelligence test.

3. Mental test
Ialah test untuk mengetahui segala kemampuan jiwa sseorang yang meliputi fantasi, ingatan, pikiran, kecerdasan, perasaan. Jadi inteligensi test hanya merupakan bagian dari mental test.

4. Scholastic test
Ialah test untuk mengetahui tingkat pengajaran dalam tiap-tiap mata pelajaran, pada tiap-tiap kelas. Yan dipentingkan adalah bekerja dengan cepat dan baik. Test ini berguna untuk mengganti ulangan umum atau ujian.

ads

Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 16.33 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar