BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang banyak mengalami perubahan untuk mempersiapkan segala tuntutan yang akan dihadapi di masa dewasa. Sejalan dengan hal itu, masa remaja merupakan masa yang paling rawan dalam pergaulan di mana emosi pada masa ini masih sangat labil. Para remaja mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat yang pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan bagi mereka sendiri dan orang-orang yang berada dekat dengan lingkungan hidupnya.
Dalam keadaan ini kadang orang tua merasa jengkel, marah atau berputus asa, bingung dan bertanya-tanya tanpa tahu sebabnya sehingga remaja melepaskan diri dari orang tua dan mengakibatkan merenggangnya hubungan antara orang tua dengan remaja tersebut. Keadaan yang tidak harmonis tersebut juga sering mengakibatkan remaja bersikap menolak perintah, harapan, anjuran maupun keinginan orang tua atau gurunya.
Karena di rumah remaja itu tidak dimengerti oleh orang tuanya maka pelarian remaja dalam kehidupan sosialnya akan tertarik kepada kelompok teman sebayanya. Ia bergabung dengan kelompok sebayanya yang mau menganggap, mau mengerti, apalagi dalam pengalaman yang sama. Di dalam kelompok itu remaja dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencari pengalaman baru, kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan harga diri, juga kebutuhan rasa aman yang tidak diperoleh di lingkungan rumahnya.
Dalam makalah ini, kami mengadakan penelitian terhadap beberapa orang remaja yang aktif mengikuti kegiatan di satu organisasi ekstra sekolahnya yaitu PASMUGADA (Pecinta Alam SMU Tiga Sidoarjo). Namun di sisi lain kegiatan mereka ditentang oleh orang tua yang menganggap mereka terlalu berlebihan sehingga selalu menimbulkan konflik di antara keduanya. Penelitian ini kami lakukan dengan cara beromunikasi secara langsung dengan remaja yang bersangkutan yang kemudian kami mencoba memberi saran-saran kepada mereka sebagai penanganan terhadap masalah mereka.
1.2 Teori
Sebelum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai permasalah yang sedang dihadapi remaja, kami akan memberikan sedikit tinjauan teori-teori dalam proses perkembangan remaja. Di sini ada beberapa sifat yang menonjol pada proses perkembangan masa ini antara lain adalah:
a. Pendapat lama ditinggalkan
Mereka ingin menyusun pendirian yang baru. Pada saat-saat mencari kebenaran itu segala sesuatunya berubah menjadi tidak berketentuan.
b. Keseimbangan jiwanya terganggu
Mereka suka menentang tradisi, mengira mereka sanggup menentukan pendapatnya tentang segala masalah kehidupan. Mereka menggunakan pendiriannya sendiri sebagai pedoman hidupnya. Karena itu sikap dan perbuatannya serba tidak tenang.
c. Suka menyembunyikan isi hati
Remaja suka menjadi teka-teki, karena sukar diselami jiwanya. Baik perbuatan maupun tindakannya tidak dapat dijadikan pedoman untuk menentukan corak kejiwaannya. Sebentar ia bertindak kasar, kemudian ia tampak lemah-lembut, kadang-kadang ia suka melamun, kemudian ia tampak giat dan kembali gembira.
d. Masa bangunnya perasaan kemasyarakatan
Pada masa ini sudah mulai terjalin persahabatan karena dorongan bersatu dengan teman sebaya semakin bertambah kuat, tetapi sikapnya masih menentang kewibawaan orang dewasa. Mereka mendirikan perkumpulan, mereka susun sendiri peraturannya, mereka memilih ketuanya, tetapi umur perkumpulan itu biasanya tidak tahan lama.
Sedangkan beberapa ciri lain dari masa ini diungkapkan oleh Dra. Ny. Y.Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih D. Gunarsah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Remaja yaitu:
1. Pertentangan: Pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri mereka sendiri juga menimbulkan kebingungan baik bagi mereka sendiri maupun orang lain. Pada umumnya timbul perselisihan dan pertentangan pendapat dan pandangan antara si remaja dan orang tua, selanjutnya pertentangan ini menyebabkan timbulnya keinginan yang hebat untuk melepaskan diri dari orang tua.
2. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. Mereka ingin mengetaui macam-macam hal melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam berbagai bidang.
3. Keinginan menjelajah ke alam sekitar pada remaja lebih luas. Bukan hanya lingkungan dekatnya saja yang ingin diselidiki, bahkan lingkungan yang lebih luas lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Pada penelitian yang kami lakukan terhadap beberapa orang remaja dalam sebuah organisasi yang kebanyakan dari mereka memiliki kendala yang sama untuk aktif dalam organisasi mereka yaitu orang tua. Ditinjau dari teori diatas usia mereka merupakan usia dimana terdapat keinginan untuk mencoba hal-hal yang belum ia ketahui sebelumnya, mereka ingin menjelajah ke alam yang lebih luas oleh karena itu mereka memilih mengikuti organisasi yang dianggap penuh dengan petualangan untuk menjelajah alam lebih jauh.
Namun kegiatan mereka ditentang oleh orang tuanya yang dianggap terlalu ekstrim dan membahayakan anaknya. Kegiatan itu dianggap tidak ada hubungannya dengan intra sekolah bahkan akan dapat mengganngu prestasi mereka dalam mata pelajaran yang seharusnya menjadi tujuan utama mereka pergi ke sekolah, karena para remaja itu sering terlambat pulang sekolah hanya untuk nongkrong dan menjaga sekretariat mereka.
Para remaja itu mengatakan sering dimarahi orang tuanya setiap terlambat pulang sekolah tanpa menanyakan mengapa mereka terlambat pulang dan apa saja yang mereka lakukan setelah jam pulang sekolah sampai mereka baru bisa pulang ke rumah jam sekian. Mereka kesal dengan sikap orang tua mereka yang dirasa masih menganggap mereka seperti anak kecil yang masih harus diatur, sehingga mereka malah melawan orang tuanya dengan kata-kata yang bernada keras untuk membela diri.
Pada akhirnya mereka merasa kesulitan mendapatkan surat ijin orang tua untuk mengikuti kegiatan organisasinya di luar sekolah yang bersifat menjelajah alam. Padahal mereka sangat ingin sekali mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut untuk memenuhi kepuasan mereka untuk mencari pengalaman yang belum mereka temukan sebelumnya. Orang tua mereka merasa khawatir akan keselamatan anaknya di luar pengawasan mereka, sehingga remaja tersebut merasa diperlakukan seperti anak kecil lagi padahal mereka merasa dirinya sudah dewasa dan ingin belajar hidup madiri tanpa bantuan orang tua. Dengan banyaknya konflik antara remaja dan orang tuanya, maka mereka memisahkan diri dari orang tuanya dan memilih melibatkan diri pada kelompok organisasinya.
2.2 Penanganan
Dalam memberikan solusi, pertama kali kami memberikan persetujuan terhadap keinginan mereka untuk mengikuti kegiatan organisasi tersebut. Harusnya orang tua bisa memahami keinginan remaja tersebut seiring dengan beranjaknya usia mereka yang bukan anak kecil lagi yang masih harus diatur oleh orang tuanya dalam segala hal. Mereka ingin mencari perhatian dari lingkungannya dengan berusaha mendapatkan status dan peranan untuk bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok sebaya mereka. Di samping itu mereka juga ingin mencari pengalaman-pengalaman baru yang belum mereka temukan pada masa sebelumnya.
Untuk pendapat yang kedua kami memberikan persetujuan terhadap orang tua mereka yang mengkhawatirkan anaknya karena setua apapun dan sebesar apapun ukuran anaknya, sampai kapanpun yang namanya orang tua akan selalu mengkhawatirkan keadaan anak mereka. Untuk memberikan jalan tengahnya kepada remaja tersebut disamping memenuhi keinginannya, mereka juga tidak boleh melupakan harapan orang tuanya tentang tujuan utama mereka disekolahkan.
Untuk masalah pulang sekolah yang selalu terlambat sebaiknya diadakan jadwal piket bergantian untuk menjaga sekretariat. Sedangkan untuk masalah tujuan utama mereka ke sekolah, mereka harus dapat menunjukkan nilai plus kepada orang tua bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstra tidak akan mengganggu kegiatan intra mereka atau bahkan dengan mengikuti kegiatan ekstra tersebut akan menumbuhkan semangat untuk meraih prestasi-prestasi baik ekstra maupun intra. Sedangkan mengenai kegiatan di luar sekolah yang bersifat penjelajahan alam, mereka harus bisa memberikan pengertian kepada orang tua mereka secara baik-baik bahwa di sana mereka dalam pengawasan dan penjagaan senior-senior yang sudah berpengalaman dan kalau perlu seniornya sendiri yang datang ke rumahnya untuk mengijinkannya kepada orang tuanya. Dengan demikian mereka mungkin akan mudah mendapatkan ijin untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
2.3 Hasil
Dari beberapa solusi yang kami berikan terdapat beberapa perubahan terhadap hubungan antara remaja dan orang tua mereka. Dengan diadakannya jadwal piket untuk menjaga sekretariat para remaja tidak lagi terlalu sering pulang terlambat, mereka hanya seminggu sekali mendapat bagian piket menjaga sekretariat dan itupun mereka jelaskan baik-baik kepada orang tua mereka sehingga orang tua mereka tau dan mau mengerti.
Mengenai prestasi belajar, para remaja berusaha membagi waktu mereka di rumah untuk belajar. Sedangkan prestasi di dalam kegiatan ekstra sekolah, mereka sering mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan organisasi mereka meskipun mereka masih mengalami kegagalan di awal mereka mengikuti perlombaan. Untuk perlombaan berikutnya mereka ingin menunjukkan yang terbaik untuk organisasi mereka dan juga orang tua serta guru-guru mereka.
Dan yang terakhir mengenai masalah ijin kegiatan di luar sekolah setelah para seniornya yang memintakan ijin kepada orang tua mereka akhirnya orang tua pun tidak khawatir lagi dan mempercayakan kegiatan anak mereka kepada para seniornya dan juga guru pembimbing yang kadang-kadang ikut juga. Sekarang hubungan antar remaja dan orang tua mereka menjadi sedikit lebih harmonis daripada sebelumnya, mereka juga berusaha mempertahankan hubungan ini agar dapat lebih harmonis lagi dengan berbuat baik kepada orang tua mereka, mendengarkan kata-kata mereka, serta membantu pekerjaan mereka di rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang paling rawan dalam pergaulan di mana emosi pada masa ini masih sangat labil. Para remaja mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat. Dalam keadaan ini kadang orang tua merasa jengkel, marah atau berputus asa, bingung dan bertanya-tanya tanpa tahu sebabnya sehingga remaja melepaskan diri dari orang tua dan mengakibatkan merenggangnya hubungan antara orang tua dengan remaja tersebut. Jika di rumah remaja itu tidak dimengerti oleh orang tuanya maka pelarian remaja dalam kehidupan sosialnya akan tertarik kepada kelompok teman sebayanya hal ini juga sejalan dengan teori-teori yang ada dalam ilmu psikologi perkembangan remaja.
Berkenaan dengan masalah itu maka tugas perkembangan sangat berperan untuk menangani masalah mereka sehingga mereka melewati masa itu dengan baik serta siap untuk menuju ke perkembangan yang berikutnya. Tugas-tugas perkembangan itu antara lain:
o Bergaul dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
o Mencapai peranan sosial di lingkungannya
o Mengembangkan sikap positif terhadap keluarga
o Menyeimbangkan pertentangan-pertentangan jiwanya
o Menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
Jadi di samping remaja tersebut melibatkan peran social dengan mengikuti organisasi, mereka juga tidak boleh mengabaikan tugas dan kewajiban terhadap orang tua mereka di rumah. Mereka harus memberikan sikap positif terhadap orang tua mereka untuk mempererat hubungan diantara keduanya serta agar para orang tua mau mengerti apa yang diinginkan anaknya yakni keinginan untuk belajar hidup mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. Psikolog Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003.
Zulkifli, Drs. Psikologi Perkembangan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2002.
Senin, 08 Maret 2010
Studi Kasus Psikologi Remaja
Lainnya dari Psikologi Perkembangan
Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 19.10 Kategori: Psikologi Perkembangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar