Jumat, 25 Januari 2019

Penerapan Pembelajaran Abad 21


Saat ini kita telah memasuki era abad 21 dimana terjadi transformasi besar-besaran yang dulunya berawal dari masyarakat primitif berubah menjadi masyarakat agraris, lalu berkembang menuju masyarakat industri, dan sekarang berlanjut menjadi masyarakat informasi. Proses transformasi ini ditandai dengan perubahan-perubahan berupa semakin canggihnya teknologi digital yang menyebabkan arus informasi dan komunikasi semakin terbuka, manusia sangat mudah mendapatkan pengetahuan baru yang tersebar di seluruh dunia melalui teknologi kabel optik dan jaringan internet.
Semakin canggihnya teknologi digital ini membawa dampak perubahan besar terhadap dunia dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. SMP Insan Cendekia Mandiri Boarding School Sidoarjo sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan juga berusaha menjawab tantangan kemajuan jaman ini. Meskipun berangkat dari situasi dan kondisi riil yang ada di sekolah kami, dimana 60% peserta didik memiliki latar belakang yakni anak yatim dhuafa yang notabene adalah dari keluarga yang kurang mampu dan anak-anak desa dari 12 wilayah Propinsi yang ada di Indonesia yang juga hampir sebagian besar dari mereka masih belum paham tentang teknologi (gaptek), namun sekolah kami berusaha membangun sistem pendidikan dan sistem pembelajaran yang sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi (IT).


Memang bukan tanpa hambatan dalam menjalankan pembelajaran berbasis IT ini, terutama dari faktor tenaga pendidik (guru). Meskipun tenaga pendidik di sekolah kami sebagian besar masih muda dan secara kemampuan juga mampu dalam menguasai IT, namun terkadang tidak banyak dari kami yang mampu mendesain pembelajaran yang kreatif berbasis IT. Hal ini disebabkan karena masih banyak tenaga pendidik yang sadar ataupun tidak mereka memiliki mindset proses pembelajaran yang masih berorientasi pada guru (teacher center), mereka masih memiliki persepsi bahwa guru adalah pusat sumber belajar utama dan guru harus serba tahu.
Kendala yang kami hadapi ini mungkin juga bukan tanpa sebab, karena kami sebagai guru saat ini masih mengadopsi dan mengimitasi apa yang guru-guru kami lakukan kepada kami dahulu, sehingga kami sebagai pendidik baru di era abad 21 butuh waktu dan proses untuk berbenah diri melalui upgrading dan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh lembaga sekolah Insan Cendekia Mandiri Boarding School Sidoarjo. Karena kami memiliki keyakinan jika kami tidak memiliki bagaimana kami mampu memberi, sehingga kami perlu memiliki pengalaman-pengalaman pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan upgrading diri.
Akhirnya sedikit demi sedikit kami menyadari bahwa pembelajaran yang kami lakukan secara tradisional sudah tidak cocok lagi untuk mengembangkan karakteristik siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Tipologi guru yang ideal yang sesuai dengan karakteristik guru abad 21 menurut saya adalah didalam proses pembelajaran guru bukan lagi sebagai sumber belajar utama, namun sebagai fasilitator, motivator dan inspirator bagi peserta didik dalam memfasilitasi mereka belajar sesuai dengan minatnya. Untuk menuju menjadi guru ideal seperti itu maka sudah pasti guru dituntut untuk selalu mengupdate informasi terbaru yang sedang berkembang sehingga guru harus memiliki minat baca yang tinggi, bahkan kalau bisa juga memiliki keterampilan dalam menuangkan ide-ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan berupa karya tulis ilmiah maupun buku. Dengan terbentuknya budaya literasi dalam diri seorang pendidik maka guru akan mendapatkan banyak pengetahuan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran terutama yang berbasis dengan IT. Dan yang tidak kalah penting adalah guru harus mampu meminimalisir dampak negatif dari pemanfaatan IT dalam proses pembelajaran dengan tetap mengembangkan karakter jujur, tertib dan disiplin, peduli terhadap sesama, serta santun dalam mengemukakan pendapat.
Ketika kami menerapkan suatu strategi pembelajaran berbasis minat dan gaya belajar siswa yang dikembangkan oleh lembaga sekolah Insan Cendekia Mandiri Boarding School Sidoarjo dimana proses pembelajaran bersifat menantang, dan melibatkan siswa secara individu, berpasangan, maupun dalam kelompok dalam suatu topik pembelajaran yang menjadi pilihan siswa, maka menjadi sebuah keniscayaan bagi para peserta didik untuk mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting di setiap topik pembelajaran sesuai minat mereka, dan dengan difasilitasi buku pembelajaran serta laptop 5 buah yang tersambung dengan jaringan internet untuk setiap kelasnya maka keahlian literasi digital mereka secara otomatis perlahan-lahan juga terasah dengan sendirinya. Di dalam kegiatan inti pembelajaran peserta didik juga melakukan diskusi dalam pembahasan topik pembelajaran yang ada sehingga di dalam proses diskusi mereka mengembangkan karakter untuk madiri dan kerjasama, santun dalam menyampaikan pendapat, dan saling menghormati antar pendapat kelompoknya dengan kelompok lain.

ads

Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 09.31 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar